Rabu, 19 Maret 2008

Sabar dan solat

Sabar adalah suatu kekuatan yang lahir dari lubuk hati, yang kemudian mempengaruhi jasmani dan rohani, sehingga lahirlah kesabaran jasmani dan kesabaran rohani.
Dimaksudkan dengan kesabaran jasmani ialah kesabaran dalam melaksanakan kewajiban yang melibatkan anggota tubuh, seperti sabar dalam peperangan sabar dalam menahan sakit atau cobaan yang menimpa cobaan yang menimpa anggota tubuh.
Dimaksudkan dengan kesabaran rohani ialah kesabaran yang berkaitan dengan kemampuan menahan keinginan hawa nafsu, seperti menahan kemarahan. menahan syahwat dan sebagainya.
Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan menggunakan kesabaran, baik kesabaran jasmani maupun kesabaran rohani, karena kesabaran itu mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Di bawah ini penulis kutipkan beberapa ayat yang berkenaan dengan kesabaran:

Artinya :
1- Wahai Nabi (Muhammad), kabarkanlah semangat para mu’min untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti. (al-Anfal [8]: 65).
2- Sekarang Allah telah meringankan kamu, karena dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika di antara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus (orang musuh), dan jika diantara kamu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfal [8]: 66).
3- Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan s]bar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar (Al-Baqarah [2]: 153).
4- Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenamya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al-Baqarah [2]: 154).
5- Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kepalaran, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah [2]: 155).
6- (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, “Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un”. (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. (Al-Baqarah (2): 156).
7- Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah [2]: 157).

Tafsir Mufradat:
SHABR: Sabar, berasal dari kosakata: shabara - Yashbiru - shabran, yang berarti: menahan, berani, bersabar.
Dalam Al-Qur’an, kata shabar diulang sebanyak 103 kali yang tersebar dalam 46 surat dan 101 ayat.
Menurut al-Ashfahani, kata “shabr” mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan objeknya.
Sebagian mufassir memberikan definisi “shabr” sebagai berikut: Shabr ialah menahan dari atau tabah dalam menghadapi kesulitan atau cobaan yang berat, baik cobaan jasmani maupun cobaan rohani.
MAUT: bentuk masdar (infinitif), berasal dari kosakata : maata - yamuut - mautan. Yang berarti hilangnya kekuatan dari sesuatu, lawan dari “hayyin” (hidup). Menurut Muhammad Ibrahim, maut ialah terpisahnya kehidupan dari sesuatu, lalu menjadi mati. Menurut al-Ashfahani, kematian itu merupakan akhir dari kehidupan di dunia yang fana ini untuk menuju kehidupan yang abadi. Kehidupan abadi itu tidak dapat ditempuh kecuali dengan kematian. Kematian adalah pintu masuk ke dalam kehidupan yang sempurna. Kesempurnaan hidup hanya dapat ditemukan di akhirat nanti. Tetapi kematian tidak dapat direncanakan, kapan harus mati, kapan mengakhiri kehidupan ini, sebab kematian itu hanya di tangan Allah SwT. Hanya Dialah yang menentukan mati dan hidup. Jika ajal sudah datang, tiada seorangpun dapat menundanya, atau mempercepatnya satu detik pun. (Yunus ([10] :49).

Sebab Nuzul ayat:
Menurut Ishaq bin Rahawaih dalam musnadnya, dari Ibni ‘Abbas ia berkata : setelah Allah SwT mewajibkan kepada kaum Muslimin agar setiap satu orang Muslim dapat mengalahkan sepuluh orang kafir, mereka merasa keberatan. Karena kesabaran kaum Muslimin sudah menurun, maka Allah SwT menurunkan beban kewajibannya, sehingga menjadi, setiap satu orang Muslim harus dapat mengalahkan dua orang kafir.
Lalu turunlah ayat:

“… Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh…. (Al-Anfal [8]: 65). Lihat as-Siyuthi, 1954: 113).
Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa kesabaran dalam peperangan pun mempunyai kekuatan yang luar biasa, dimaksudkan kesabaran dalam peperangan adalah keberanian dan keteguhan. Karena kesabaran kaum Muslimin sudah menurun, maka kekuatan melawan musuh pun menurun.

Munasabah
Pada ayat sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Allah SwT, telah cukup sebagai pelindung bagi Nabi Muhammad saw, dan bagi kaum Muslimin. Kemudian pada ayat berikutnya (ayat 65 dan ayat 66), dijelaskan bahwa kaum Muslimin harus dapat mengalahkan musuh. Syaratnya ialah harus mempunyai kesabaran yang tinggi, tanpa kesabaran tidak mungkin dapat mengalahkan musuh, sebab kekuatan itu terletak pada kesabaran, yaitu keberanian dan tabah menghadapi segala macam cobaan.
Apabila memiliki kesabaran yang tinggi maka kekuatan melawan musuh menjadi luar biasa, dua puluh orang Muslim yang sabar, dapat mengalahkan dua ratus musuh, dan seratus orang Muslim yang sabar dapat mengalahkan seribu musuh, yaitu satu banding sepuluh. Karena kesabaran kaum Muslimin sudah menurun, maka seratus orang Muslim hanya dapat mengalahkan dua ratus musuh. Hanya satu banding dua.
Sekarang kaum Muslimin lebih lemah lag., Sebagai contoh negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim di Timur Tengah, dapat dikalahkan dengan mudah oleh Israel yang jumlahnya lebih sedikit. Yang demikian itu karena imannya, kesabarannya, pengetahuan dan teknologinya sangat lemah.
Menurut Muhammad Rasyid Ridho,. Nabi saw diperintahkan agar mendorong kaum Mukminin untuk berperang untuk membela agama Allah, yakni untuk mempertahankan kebenaran dan keadilan, dan membasmi kebatilan dan kezaliman. Maka harus meperkuat diri lahir dan batin, jasmani dan rohani. Jasmani ialah kekuatan persenjataan dan pasukan, sedang rohani ialah kesabaran dan keimanan yang tinggi sehingga menjadi tabah dalam menghadapi segala macam cobaan dan penderitaan, sehingga jumlah yang sedikit dapat mengalahkan musuh yang jumlahnya lebih besar.
Pada ayat tersebut digambarkan : seratus kaum Mukminin yang sabar dapat mengalahkan seribu musuh atau satu orang Mukmin yang sabar dapat mengalahkan sepuluh orang musuh. Yang demikian itu karena orang-orang kafir pada waktu itu tidak menguasai strategi perang, sedang kaum Mukminin menguasainya dengan baik, juga mempunyai keyakinan bahwa membela agama Allah merupakan sarana untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, meraih keridaan Allah SwT, dalam menegakkan sunnah-Nya yang adil, dan memperbaiki kesejahteraan hamba-Nya, memperbaiki akhlak, menjaga hukum-hukum-Nya serta memperkuat persatuan kaum Muslimin yang abadi. Membela agama Allah SwT, paling tidak akan memperoleh dua keuntungan, yaitu : kemenangan dan kebahagiaan di dunia dna di akhirat.
Adapun orang-orang kafir dalam segala usahanya, hanya untuk meraih keduniaan dan hanya ingin memenuhi hawa nafsu dan syahwatnya, karena mereka mengingkari hari kemudian bahkan mengingkari Allah SwT dan lebih mencintai dunia

“Dan sungguh, engkau (Muhammad) akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi) manusia yang paling tamak akan kehidupan (dunia), bahkan (lebih tamak) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Allah Maha Melihat apayang mereka kerjakan” (Al-Baqarah [2] : 96).l

Tidak ada komentar: