Kamis, 27 November 2008

Panduan Chatting Menurut Islam
Sesungguhnya chatting (ngobrol melalui internet), hukumnya sama dengan ngobrol/berbicara biasa. Allah dan RasulNya sudah memberikan panduan.
Dalam chatting, hendaknya kita menyadari, bahwa segala ucapan/tulisan kita, tetap diawasi oleh Allah SWT dan juga Malaikat Raqib dan Atid. ? Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.? (QS. Qaaf: 18)
Hendaknya kita selalu mengucapkan kata-kata yang baik.
Rasulullah saw. menganjurkan mukmin memilih diam daripada sekadar bicara. Dari Abi Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda, ?Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia selalu berkata baik atau hendaklah ia diam.? (HR. Bukhari dan Muslim)
Surah Fushshilat ayat 33. ?Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, ?Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.?

Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan. Allah berfirman yang artinya:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114).
Janganlah kita mengucapkan kata-kata yang kotor/kasar, sehingga berdosa karenanya.
Rasulullah saw bersabda, ?Ada hamba yang mengucap satu kalimat tanpa ia pikir baik-buruknya kalimat itu, menyebabkan ia tergelincir ke dalam neraka, yang lebih jauh daripada antara timur dan barat.? (HR. Bukhari dan Muslim)
??Dan sesungguhnya ada orang yang mengucapkan satu kalimat yang membuat murka Allah, yang tanpa ia sangka akan sampai sedemikian rupa, kemudian Allah mencatat dalam kemurkaanNya sampai hari ia bertemu denganNya.? (HR. Malik)
Rasululah s.a.w. bersabda; “Puasa itu bagaikan perisai, maka apabila seseorang kamu berpuasa, jangan berkata kotor dan jangan berkata kasar. Jika seseorang mencacinya atau menyerangnya maka hendaklah dia mengatakan. Aku ini puasa.” - Sahih Bukhari
Terkadang chatting/ngobrol membuat kita lupa waktu atau kecanduan. Ada istri yang sampai cerai dari suami karena chatting sampai berjam-jam setiap harinya. Ada pula pekerja yang akhirnya pekerjaannya jadi tidak beres karena kecanduan chatting. Sesuatu yang berlebihan, meski halal, tetap tidak baik.
Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah saw bersabda, ?Janganlah kalian banyak bicara selain berdzikir kepada Allah Ta?ala, karena hal itu akan membuat hati menjadi keras. Dan sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Allah Ta?ala adalah orang yang berhati keras.? (HR. Turmudzi)
Jika pembicaraan chatting tersebut bukan untuk menuntut ilmu atau untuk memecahkan solusi pekerjaan yang bermanfaat, tapi hanya obrolan tidak berguna, sebaiknya kita tinggalkan hal itu.
Rasulullah menyatakan: “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Sebaiknya dalam chatting, kita meninggalkan perdebatan yang tidak berguna. Rasulullah bersabda:
“Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Janganlah kita menggunjing, mengadu domba, atau mengolok-olok seseorang/kelompok ketika chatting.
Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. Allah
berfirman yang artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”.(Al-Hujurat: 12).
Allah berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan). (Al-Hujurat: 11).
Chatting antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya ada batasnya. Janganlah seorang pria dan wanita chatting hanya berdua saja. Sebaiknya di temani muhrimnya. Jika hanya berdua saja, maka hilanglah rasa malu, dan bisa
terjerumus ke dalam zina.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ?’Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) kecuali yang ketiganya adalah setan?.(Hr Tirmizi)
Selain haram mengucapkan kata-kata kotor, juga jangan mendekati zina dengan melontarkan kata-kata rayuan antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya.
FirmanNya, ?Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.? (QS 15:32)
Apa lagi jika chatting itu kemudian dilanjutkan dengan temu darat dan bersentuhan.
Rasul SAW bersabda yang artinya : ?Sekiranya ditusukkan jarum besi ke kepala salah seorang diantara kamu, itu lebih baik dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya?. (HR At-Thabroni dan Baihaqi dari mi?qol bin yasaar)
Pada saat chatting dengan webcam dengan pria yang bukan muhrimnya, haruslah wanita tersebut mengenakan jilbab, karena dia bisa terlihat oleh lawan
chattingnya.
Firman Allah yang artinya : ?Katakanlah kepada wanita yang beriman : ?Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudungnya ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasanya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudar-saudara leleki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung?. (Qs 24 : 31).
Sabda Nabi :Dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihat keduanya… (dan beliau menyebutkan): Para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang, mereka menyimpang dari jalan yang benar dan memperlihatkan
kejelekan mereka kepada orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring mereka tidak akan memasuki surga, dan mereka tidak akan mendapatkan bau surga, sesungguhnya bau surga tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim).
Ketika kita chatting, bisa jadi kita tidak tahu lawan bicara kita. Bisa saja seorang pria menyamar sebagai wanita atau sebaliknya, atau orang yang jahat berlagak seperti orang bijak. Di AS, ada pria yang membunuh wanita teman chatting-nya setelah melakukan temu darat. Oleh karena itu, kita harus lebih ekstra hati-hati.
Sebaliknya, ada seorang pria Texas yang masuk Islam, karena chatting berdiskusi tentang Islam. Dia bertanya, ketika pemboman WTC terjadi, apakah
ummat Islam yang melakukannya? Itu begitu sadis, karena banyak wanita dan anak-anak yang jadi korban. Ketika dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang damai, melarang ummatnya memerangi ummat yang berdamai/bersahabat dengan ummat Islam, hanya berperang untuk bela diri, dan segera berdamai ketika musuh meminta damai, serta konsep Ketuhanan Islam, akhirnya dia masuk Islam.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

TOGHUT

haghut adalah ilah-ilah palsu, tuhan-tuhan bathil. Bentuk-bentuk thaghut itu bermacam-macam. Diantara thaghut-thaghut itu adalah:
Jin
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin: 6)
Jin adalah makhluq ciptaan Allah yang jasmaninya dibuat dari api. Sebagian manusia meminta bantuan dan perlindungan kepada jin-jin yang mereka anggap dapat memberi perlindungan dan segala permintaan mereka. Jin sering dianggap sebagai penunggu atau pun penguasa suatu tempat. Dia dianggap memiliki kekuatan untuk melindungi atau mendatangkan rizqi. Padahal semestinya hanya kepada Allah kita menyembah, dan hanya kepada-Nya pula kita meminta pertolongan dan memohon perlindungan.
Arca, Manusia, dan Dewa
(Yusuf berkata:) Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama (berhala) itu (untuk disembah). Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf: 39-40)
Dalam beberapa sumber dikatakan bahwa arca berhala itu merupakan patung dari orang-orang terdahulu yang shalih, atau berpengaruh, atau pun memiliki kekuatan yang luar biasa. Kemudian mereka mengangkat orang-orang tersebut sebagai tuhan atau pun dewa. Mereka beranggapan bahwa untuk menyembah Tuhan Pencipta haruslah melalui tuhan putera atau pun manusia titisan Tuhan seperti Yesus, Firaun, Horus, dsb. Padahal segala ibadah itu semestinya ditujukan kepada Allah secara langsung.
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaithan yang durhaka, (QS. An-Nisa`: 117)
Hawa Nafsu
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (QS. 25:43)
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. 45:23)
Termasuk dalam golongan penyembah hawa nafsu adalah orang-orang atheis seperti Darwinis, Evolusionis, Buddhis, Komunis, Marxis, dsb.
Benda Alam
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (QS. Fushshilat:: 37)
Benda alam seperti batu, bintang, matahari, bulan, pohon, gunung, semua itu adalah ciptaan Allah. Walau matahari tampak begitu perkasa, tetapi keperkasaannya berasal dari Yang Mahaperkasa, yaitu Allah SWT. Maka hendaknya kita tidak menyembah benda alam tersebut, akan tetapi sembahlah Allah Yang Menciptakan itu semua.
Anehnya, ada orang-orang yang sudah melek tekhnologi, tetapi masih saja menyembah matahari. Mungkin merupakan tugas bagi saudara-saudara kita di Jepang untuk menyampaikan aqidah Islam kepada orang-orang yang belum terbebaskan dari ajaran-ajaran bathil tersebut.

MENCINTAI ISALAM

Sudahkah engkau mencintai Islam? Bermacam-macam jawaban bisa engkau berikan. Tapi yang jelas, ketika mencintai sesuatu engkau tentu rela untuk berkorban deminya dan begitulah yang akan terjadi jika engkau benar-benar menerima Islam. Tak cukup kata cinta itu diucapkan oleh bibirmu, tapi juga harus engkau yakini dalam hati dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana engkau harus mencintai Islam? Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu meresa berat dan ingin tinggal ditempatmu. Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. (QS. At-Taubah (9): 38)

Wahai Saudaraku, jika engkau mengamati surat at-Taubah di atas, maka engkau akan menemukan bahwa hampir seluruh ayat-ayatnya berisi dorongan agar umat Islam memiliki andil bagi agamanya :

“Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya... Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat...” (QS. At-Taubah (9): 40-41)

Begitulah ayat-ayat ini mengobarkan semangat umat Muslim untuk berjihad di jalan Allah. Namun saat ini jihad tidak lagi hanya berarti “perang”. Masih ada cara lain untuk berjihad. Salah satunya adalah dengan mengajak orang-orang mengingat Allah SWT lewat jalan dakwah. Gandenglah tangan saudara-saudaranya menuju kebenaran.

Maka, Saudaraku, berangkatlah engkau yang bebannya masih ringan; para mahasiswa di perguruan tinggi. Berangkatlah, selagi tanggungjawabmu masih sedikit. Berangkatlah ke medan dakwah meski di pundakmu ada beban berat mengurus keluarga. Barangkatlah engkau meski di punggungmu terdapat beban hutang dan tanggungan.

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu, keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka.” (QS. At-Taubah (9): 41-42)

Begitulah, wahai Saudaraku, engkau dituntut untuk mengajak orang-orang menuju kebaikan. Mengajak manusia kepada agama yang benar. Dan, tentulah hal ini merupakan sebuah pekerjaan yang sulit. Sebuah amal yang menyisakan beban dihatimu. Di titik ini, bentuk komitmen dan cintamu terhadap Islam di pertanyakan kembali. Cintakah engkau pada Islam.