Senin, 24 Maret 2008

Disiplin

eseorang sedang berteman dengan Setan. Ketika Fajar datang, dia tidak shalat. Dia berkata, “Aku akan mengerjakan shalat nanti.” Saat tengah hari (Zuhur) tiba, dia menunda shalatnya, sore hari (‘Ashar), dan malam hari pun tiba, dia berkata, Mungkin Aku akan shalat sebelum Aku tidur.” Akhirnya, dia tidak shalat sama sekali. Tidurnya seseorang yang tidak shalat adalah seperti tidurnya mayat dan baunya amat tidak sedap. Malaikat Rahmat pun tidak mau mendekatinya. Ruhnya tidak bisa naik (saat tidur itu), tetapi tetap terpenjara dalam kegelapan dunia. Sekelompok orang yang lain tidur setelah tengah malam dan bangun saat hari telah siang. Tidur seperti ini pun menyebabkan sakit. Tak seorang pun mesti tidur lebih dari 8 jam. Bila seseorang tidur lebih dari 8 jam, tubuhnya akan mulai menghabiskan energinya sendiri, dan hal ini akan membuat orang itu tak mampu bangun sama sekali. Sementara itu, segolongan orang lainnya tidak dapat tidur sama sekali, kecuali hanya jika mereka menggunakan pil. Dan pil valium (untuk obat tidur-red) adalah racun murni--yang juga menghabiskan energi tubuh dan merusak sistem saraf.

Masalah-masalah yang ada pada orang-orang ini adalah karena mereka hidup tanpa disiplin. Dan tidak akan ada disiplin tanpa Islam. Bagi semua orang seperti ini, dunia adalah bala’, mereka dalam keadaan terkutuk. Tidak peduli siapa mereka dan bagaimana “pentingnya” mereka, hidup mereka telah teracuni. Siapa pun yang lari dari disiplin, akan jatuh dari barakah menuju pada jurang yang penuh kutukan. Dan disiplin hanya ada dalam Islam, bukan pada sistem atau agama lain, karena Islam-lah yang memerangi nafs, ego, atau kedirian. Agama atau sistem lain mungkin menunjukkan suatu disiplin dari luar, tetapi itu pun berasal dari ego, karena ego ingin membuat disiplin menurut kemauannya sendiri. Itu adalah bala’ yang tengah memusnahkan setiap orang, baik secara individu maupun bersama. Tanpa disiplin, segala sesuatu hanya datang dari ego. Manusia menolak ukuran-ukuran yang Allah turunkan, hukum-hukum-Nya, dan mereka ingin membuat hukum-hukum mereka sendiri menurut keinginan dan kehendak mereka sendiri. Dan semua hukum-hukum ini (buatan manusia) bertentangan dengan kemanusiaan, karena mereka semua adalah imitasi, tidak sejati, dan tidak benar.

Manusia meminta kebebasan, segala sesuatu harus seperti yang mereka inginkan. Siapakah dari orang-orang itu yang hidup tanpa disiplin, yang dapat mengatakan bahwa dia dapat melakukan segala sesuatu yang dia inginkan dalam hidupnya? Jika ada yang dapat mengatakan seperti itu, maka mereka adalah pembohong. Mereka hidup seperti binatang-binatang buas dan liar di hutan belantara. Dan kedengkian tengah memakan mereka--wanita cenderung lebih mudah dengki kepada sesama wanita. Ahlu-Dunya tidak akan pernah menemukan kedamaian dan ketenangan dalam hidup mereka. Selalu sesuatu datang pada mereka dan mengganggu mereka, selalu akan ada sesuatu yang terjadi pada mereka. Berhati-hatilah! Ingatlah akhir hayat Abu Jahal. Dia mempunyai segala sesuatu, tetapi dia tidak pernah tenang sepanjang hidupnya. Dia begitu sombong. Dan pada akhirnya dia dilempar ke dalam suatu sumur kering bersama 70 orang lainnya. Saat Rasulullah e datang ke sumur tersebut, beliau melihat ke bawah dan bertanya, “Apakah telah kamu jumpai akhir yang dijanjikan Allah kepadamu?” Para sahabat terheran dan bertanya, “Tetapi dapatkah mereka mendengarmu, Ya Rasulullah saw?” “Ya”, jawab beliau, “Mereka dapat mendengarku seperti kalian mendengarku sekarang. Dan mereka mengatakan bahwa benar, mereka telah mendapati akhir yang Allah telah janjikan kepada mereka.”

Lihatlah pada orang-orang yang telah menerima disiplin- mereka semua adalah Sulthan-Akhirat, dan mereka terhormat dan dihormati oleh orang-orang hingga sekarang. Ada heybet pada makam-makam mereka. Mereka telah mendapatkan bahkan lebih dari apa yang mereka harapkan (sebagaimana Allah telah berjanji pada mereka suatu balasan yang belum pernah didengar manusia dan belum pernah dilihat oleh seorang pun). Ada makam seorang suci di Siprus yang selalu terhormat dan dihormati, bahkan sebelum masa Dinasti Utsmaniyyah (Kekaisaran Ottoman). Dan setelah masa Ottoman pun, orang-orang Inggris tetap menghormatinya. Mereka biasa pula menembakkan Salut untuk Hala Sultan. Siapakah yang mengajar mereka untuk melakukan semua ini? Inilah kehormatan bagi para Sulthan-Akhirat itu. Semua bala’ di dunia saat ini adalah karena tidak ada lagi disiplin--orang-orang menjadi terkutuk… Yaa Muhauli hauli wa-l akhwal, hauli haalina ilaa ahsani haal… Kita memohon, “Wahai Allah, Engkau mengubah keadaan kami, Engkau dapat mengubahnya hanya dalam sekejap, turunkanlah rahmat, kasih sayang, dan hujankan pula rahmat itu ke dalam hati orang-orang, agar kutukan hilang dari mereka, dan mereka menjadi berdisiplin lagi. Jika tidak, mereka tidak akan lagi menemukan kebaikan…” Manusia telah habis, orang-orang sudah seperti sampah, teracuni. Semoga Allah mengirimkan rahmat-Nya bagi kita, Dia-lah Qadir, Muqtadir, Yang Mahakuasa, Yang Mahakuat… Wahai Allah I, kirimkan pada kami sang Sulthan, sang Padischah. Kami tak punya kekuatan untuk melakukannya. Engkau-lah yang harus mengirimkannya.

Dan kita mengucap “A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim, Bismillaahir rahmaanir rahiim”, agar dikaruniai barakah dari basmalah. Dengan basmalah seonggok batu diubah menjadi burung yang hidup… Sohbet ini amatlah penting… Setan tidak akan membiarkan orang-orang menerima disiplin.

Tidak ada komentar: