Minggu, 17 Februari 2008

Strategi Langit

llah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al-Baqarah [2]: 257).

Para mujahid dan mushannif terkenal dari Palestina sering menggunakan istilah Strategi Langit seperti Abdullah el Tall sering menggunakan hal tersebut. Pada mulanya istilah ini digunakan pada awal lahirnya agama Islam di jazirah Arab, lalu tumbuh dan berkembang menjadi satu kekuatan yang mengisi dunia kemanusiaan dengan segala petunjuk dan bimbingannya.

Kita semua tentu telah mengetahui bahwa kata “strategi” adalah kata yang terkenal di kalangan militer dalam peperangan atau dengan istilah lain siasat. Kemudian bergandengan dengan kata taktik, yaitu upaya untuk mencapai tujuan, atau cara yang akan ditempuh. Dalam suatu perjuangan istilah strategi dan taktik sangat populer bahkan sudah mempunyai ilmu tersendiri. Saat ini sudah banyak buku panduan yang membahas dua istilah tersebut.

Hakikatnya

Bila Abdullah el Tall memakai istilah strategi langit, maka yang dimaksud di sini adalah ketentuan-ketentuan Yang Maha Kuasa terhadap hamba-hambanya agar mereka selalu lurus di jalan yang benar (shiratul mustaqim) tanpa tergelincir dari rel dan jalan yang tidak diridhai-Nya. Dalam Alquran ada istilah sunnatullah, yakni ketentuan-ketentuan dan garis yang ditentukan Allah di dunia dan tidak berubah untuk selama-lamanya. Allah menegaskan dalam Alquran surat Al-Fath [48] ayat 23: Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu (QS. Al-Fath [48]: 23).

Sunnatullah atau strategi langit merupakan bagian dari ajaran Islam yang sangat penting sehingga Syeikh Muhammad Abduh dan Syeikh Muhammad Rasyid Ridha, sebagai ahli tafsir terkenal pada abad XX, banyak menguraikan hal ini. Maka, diharapkan kaum muslimin yang menginginkan kemajuan harus memahami ilmu ini. Seperti pada zaman Rasulullah SAW, para sahabat mengerti benar tentang sunnatullah dalam segala bentuknya. Artinya tidak sekedar melaksanakan ibadah, melipatgandakan amaliyah dan memperindah akhlaq, tapi memahami benar strategi langit yang terkandung dalam sunnatullah. Apalagi diantaranya ada yang tidak mampu dirasionalkan oleh akal manusia. Tentang strategi langit atau sunnatullah, mari kita kaji sebagian saja dari sekian banyaknya itu:

Syaitan dan Manusia Syaitan

Allah menciptakan iblis dan syaitan sebagai makhluk pembangkang kepada-Nya dan selalu memperdayakan manusia agar hidup sesuai dengan gaya mereka. Menjadi “manusia syaitan” menurut istilah Nabi saw. Seperti Nadhar bin Harist zaman Madinah dahulu yang seluruh aktivitasnya dicurahkan untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

Allah menciptakan manusia dalam kandungan Sunnatullah dan diperingatkan manusia atas bahayanya, tetapi Allah pun memberi kesempatan yang panjang pada mereka untuk menguji iman, seperti disebutkan dalam Alquran surat Al-A’raf [7] ayat 14-15:

Iblis berkata: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (Q.S. al-A’raf [7]: 14-15].

Demikian, penciptaan makhluk jahat syaitan dan teman-temannya yang merupakan salah satu bentuk sunnatullah atau strategi langit untuk menguji hamba-hamba Allah yang beriman.

Iman dan Ujian Hidup

Di dalam Alquran Allah telah menentukan bahwa Iman itu dekat dengan ujian hidup. Allah SWT menghendaki yang demikian agar bisa dibedakan mana yang beriman secara benar dan mana yang munafik. Begitu pula dalam perjuangan menegakkan kalimah Allah dalam segala bentuk dan situasinya. Sebagaimana Firman Allah:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

(Q.S. Al-Ankabut [29]: 2-3).

Hak dan Bathil

Menurut Sayyid Sabiq, perkataan hak atau perkataan yang benar itu meliputi atau mempunyai pengertian aqidah yang sehat, ilmu yang nafi’ (bermanfaat), amal saleh dan akhlak terhormat.

Hampir setiap perkatan yang hak sering didahului atau digandengkan dengan perkataan bathil, yang digerakkan oleh syaitan yang berusaha merontokkan keimanan manusia dan menumpas yang hak.

Akan selalu terjadi pertarungan yang hebat antara yang hak dan bathil, dari zaman dahulu hingga sekarang bahkan sampai akhir zaman. Di akhir episode, strategi langit, atau sunnatullah akan keluar sebagai pemenangnya. Kehadirannya yang penuh dengan keajaiban sering tidak bisa dirasiokan oleh akal manusia. Seperti kisah dalam Alquran antara Musa penegak kebenaran (hak) melawan Fir’aun penganut kebatilan. Walaupun dalam keadaan terdesak, Musa masih yakin bahwa yang hak akan menghancurkan kebatilan, melalui mu’jizat dari Allah. Maka rombongan Fir’aun dapat dihancurkan.

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui” (Q.S. Yunus [10]: 89).

Sangat jelas bahwa strategi langit atau sunnatullah mengisyaratkan bahwa kebathilan akan runtuh. Demikian zaman nabi Musa, demikian zaman Nabi Muhammad dan para sahabat melawan para thaghut, dan demikian pula zaman sekarang.

Antara Kufur dan Zalim

Strategi langit selalu menginformasikan adanya kekufuran dan kedzaliman yang dilakukan oleh manusia. Seperti difirmankan Allah dalam surat Ibrahim [14] ayat 42:

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. [QS. Ibrahim [14]: 42).

Strategi langit atau sunnatullah itu amat luas meliputi masyarakat, negara dan dunia luas, semua dapat ditemukan dalam Alquran dan Hadist. Manusia hendaknya setiap saat dan dalam keadaan apapun selalu istiqamah dalam hidup dan perjuangan.


Tidak ada komentar: