Selasa, 13 Mei 2008

AMANAT

Sidang Jum’ah Rahimakumullah !

Marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT, sebab kita yakin bahwa dengan taqwa kepadaNya, akan dapat memberikan dorongan menuju kearah perbaikan hidup dunia lahir batin dan dengan taqwa pula berarti kita mengharapkan rahmat Allah untuk keselamatan dan kebahagiaan di akhirat kelak.

Kita adalah manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini banyak sekali mengemban amanah Allah dalam lingkungannya dengan apa yang disebut :

Sebagaimana Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu sekalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak sekalian, apabila menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kamu menetapkan dengan yang adil. (An-Nisa : 58)

Adapun pengertian amanat adalah segala hak yang dipertanggung jawabkan kepada seseorang baik hak itu milik Allah maupun hak alami baik berupa pekerjaan, perkataan maupun kepercayaan hati.

Amanat itu juga merupakan segala hal yng dipertaruhkan kepada kita yang harus kita pelihara, kita laksanakan serta kita jalani baik baik berupa harta, kehormatan maupun berupa hak yang lain. Bahkan amanat melengkapi undang-undang yang Allah telah pertaruhkan dalam tangan kita dengan maksud agar kita menjaganya dan menyampaikannya kepada manusia secara universal.

Amanat dalam pandangan Islam cukup luas pengertiannya melambangkan arti yang yang bermacam-macam tapi semuanya tergantung kepada perasan manusia yang mengemban amanat tersebut. Oleh Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar memiliki hati kecil yang bisa melihat, bisa menjaga dan memelihara hak-hak Allah dan amal manusia dari yang berlebihan.

Islam mewajibkan kaum muslimin agar berlaku jujur dan dapat dipercaya, mengerti kewajibannya dengan jelas dan bertanggung jawab kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

“Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa yang kamu pimpin” HR.Bukhori.

Hadits ini menjelaskan pertanggungjawaban yang dipikulkan di pundak setiap orang dalam kehidupan didunia ini. Tidak seorangpun dari setiap pribadi, kecil atau besar, tua atau muda melainkan ia harus bertanggungjawab atas amanat yang telah dipikulnya dan harus melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Serorang pemimpin, baik pemimpin tingkat apa saja adalah bertanggungjawab terhadap daerah (wilayah) yang ia pimpin. Ia berkewajiban menegakkan keadilan, mengembalikan hak bagi pemiliknya, menghormati kemerdekaan rakyatnya bermusyawarah dengan mereka dalam persoalan-persoalan yang menyangkut mereka, mendengarkan nasehat dan kritikan mereka demi baiknya roda pemerintahan, berusaha untuk memakmurkan mereka, mengusahakan lapangan kerja agar mereka tidak menjadi penganggguran, membuat jalan untuk memperlancar perekonomian dsb. Sebab Allah tidaklah menghancurkan suatu negeri manakala penduduknya itu orang-orang yang sholeh ya’ni orang-orang yang berbuat kebaikan sebagaimana dalam firman Allah :

“ Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan suatu negeri secara dholim, sedang penduduknya adalah orang-orang yang berbuat kebaikan”. Q.S. Hud : 117).

Diakhirat kelak para pemimpin itu akan diminta tanggung jawabnya oleh Allah tentang keadaan rakyat mereka sewaktu didunia. Apakah mereka bahagia atau menderita, makmur atau sengsara ? hendaklah para pemimpin selalu sadar dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak tergoda oleh bujuk dan rayu setan atau iblis yang menyesatkan.

Begitu juga seorang suami, istri, anak, buruh, karyawan dan lain-lainnya kelak akan diminta tanggung jawabnya diakherat terhadap apa yang pernah dilakukan selama mereka hidup di dunia ini.

Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia

Setiap manusia baik besar maupun kecil, laki-laki atau perempuan, tuan atau pelayan, buruh atau keryawan seluruhnya adalah pemimpin yang memikul tanggungjawab di pundaknya masing-masing dan kelak diakherat Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kita semua.
Apabila masing-masing orang melaks anakan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, maka akam membawa akibat yang baik pula bagi masyarakat dan negara. Dan kelak di akherat nanti akan mendapat perhitungan amal dengan cara yang mudah serta mendapat pahala disisi Allah SWT.
Akan tetapi manakala masing-masing berkhianat terhadap tanggung jawab, niscaya akan membawa kerusakan dan kehancuran bagi masyarakat dan negara. Dan di akherat akan mendapat hisab yang sulit dan siksaan di neraka, walaupun orang yang berkhianat itu dapat lolos dari kekuasaan hukum manusia atau hukum negara namun tidak akan lepas dari kumum Allah.
Allah Ta’ala berfirman :

“mereka dapat bersembunyi dari manusia, akan tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari penglihatan Allah” (An Nisa’; 108).

Maka dari itu untuk memenuhi arti amanah, hendaklah manusia selalu berlomba-lomba didalam menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan menyelesaikannya dengan tuntas.

Tidak ada komentar: