Selasa, 13 Mei 2008

4 Kejadian yang sudah pasti menimpa manusia dan 7 cara menanggulanginya

  1. Bergerak menjadi ‘tua’

Tak dapat dipungkiri. Semua yang ada di bumi ini mempunyai usia yang sudah ditetapkan. Maka dari itu, menjadi tua adalah suatu kepastian. Dan manusia tak bisa menghindari untuk menjadi tua. Walaupun dibela-bela dengan melakukan suntik silicon untuk tetap mengencangkan otot wajah. Tapi pada dasarnya manusia itu sendiri tetaplah orang tua. Karena umur tua tak bisa disembunyikan, sudah menjadi kodrat kita semua. Wajah, badan dan lainnya bisa kita buat menipu. Hingga yang tua nampak masih seperti muda.

Usia kita tidak bisa menipu. Usia kita tetaplah tua walaupun jasmani kita masih kelihatan muda. Jangan takut menjadi tua. Karena setiap manusia pun akan mengalaminya. Yang penting adalah usahakanlah selalu di usia yang tua ini kita tingkatkan amal sholih dan ketakwaan kita kepada Alloh SWT. Sehingga usia tua kita tak sia-sia karena kelalaian kita dan keasyikan kita menikmati dunia sehingga lupa untuk beribadah kepadaNya.

2.Mengalami kesusahan dan kerepotan.

Tak ada manusia manapun yang jauh dari kesusahan dan kerepotan. Kita semua tak bisa mengelak dari yang bernama kesusahan dan kerepotan. Bahkan seorang Rasul pun merasakan bagaimana hidup susah dan kerepotan. Bohong sekali kalau orang tak pernah mengalami kesusahan dan kerepotan.

Seorang yang masih hidup sendiri pun repot dan susah karena hidup sendirian. Maka dia pun membutuhkan suatu perkawinan, seorang teman sebagai pendamping hidupnya. Yang dimaksudkan untuk sama-sama mengurangi kesusahan dan kerepotan bersama-sama.

Namun kadang manusia suka sekali berlebih-lebihan. Hidup dengan seorang istri dan beberapa anak sudahlah repot. Tapi ia serakah, hingga melakukan poligami ataupun poliandri. Alasan mereka untuk mengurangi kesusahan hidup. Tapi sebenarnya justru mereka mencari kerepotan dan kesusahan yang baru dengan melakukan hal itu.

  1. Mengalami sakit.

Manusia bukanlah robot. Yang tak pernah mengeluh sakit. Manusia hidup dengan badan, jasmani dan rohani. Sehingga pasti merasakan yang namanya sakit. Baik itu sakit jasmani maupun sakit rohani.

Sakit jasmani bisa dirasakan oleh pribadi manusia itu sendiri yang mengeluhkan sakit. Sehingga dia merasakan perlu untuk istirahat beberapa saat untuk memulihkan kembali kesehatannya. Baik itu dengan berobat ataupun dengan kembali mengatur pola hidup sehat.

Ada sakit jasmani tentu juga ada sakit rohani. Sakit rohani untuk pertama kali yang merasakan adalah orang di sekitarnya. Dimana melihat tingkah laku yang berbeda dari seseorang yang mempunyai kelainan rohani. Entah itu seorang penjahat ataupun lainnya. Dia berlaku jahat dan dzalim tentu karena kurang sehatnya rohani yang ada dalam dirinya. Sehingga diperlukan siraman rohani untuk mengobati sakit rohani yang dideritanya.

  1. Mengalami ajal atau kematian.

Tumbuh-tumbuhan berkembang dari mulai biji kemudian tumbuh menjadi tanaman yang indah dan atau menghasilkan buah yang bias dinikmati oleh pemetiknya. Lambat laun pun akan menjadi tumbuhan tua dan mati pada umur yang sudah ditetapkan. Begitu pun manusia, dilahirkan ke dunia ini pun sudah ditetapkan usia hidupnya. Dari mulai bayi melalui bertahap kejadian pertumbuhan hingga menginjakkan usia yang sudah ditetapkan dan meninggal dunia. Dan kita tak pernah tahu jumlah usia kita. Kapan kita tutup usia, itu rahasia Alloh SWT. Dan hanya DIA yang tahu kapan, dimana, dalam keadaan apa kita mati.

Tak boleh kita takut akan kematian. Tak boleh pula kita mencari mati. Karena kematian pasti akan datang menjemput kita. Cuma kita tak tahu kapan itu terjadi. Karena batas usia hanyalah kehendakNya. Bisa saja mati masih dalam kandungan, dalam usia anak-anak, dalam usia remaja dan dalam usia dewasa. Itu bisa saja. Tergantung jatah hidup usia kita di dunia.

Yang paling penting adalah kita berusaha mempersiapkan diri kita agar disaat maut menjemput kita, kita tetap dalam keadaan iman dan islam. Dan disaat kematian kita, kita bisa mengalami khusnul khotimah. Dimana kalimat ‘Laa ilaha illalloh’ terucap dari bibir kita saat maut tiba.

Itulah 4 hal diantara beberapa hal yang sudah pasti dialami oleh kita semua. Dan kesemuanya itu harus kita persiapkan sebelumnya dengan beberapa cara pula, yaitu untuk menghadapi kesulitan dan kesusahan hidup kita. Kita harus,

  1. Syukur kita kepada Alloh SWT.

Barangsiapa bersyukur kepada Alloh SWT, niscaya akan ditambah kenikmatannya. Namun barang siapa yang kufur kepada nikmat Alloh SWT. Ingatlah sesungguhnya azab Alloh SWT amatlah pedih.

Inti dari semua itu adalah semua yang kita alami hendaknya tetap kita syukuri. Pahit, manis, musibah, berkah adalah karuniaNya. Mungkin dengan kepahitan hidup yang kita alami nantinya akan berbuah manis untuk kebaikan kita.

Dan bisa jadi manis yang kita rasakan saat ini adalah suatu peringatan bagi kita untuk selalu bersyukur kepadaNya. Sehingga kita akan menjadi manusia yang ahli syukur di hadapanNya. Dan kita menjadi orang yang tahu berterima kasih pada pemberi kenikmatan itu sendiri.

  1. Sabar atas segala kejadian yang kita alami.

Yakinlah Alloh SWT mencintai orang-orang yang sabar dalam musibah. Setelah kita bersyukur dan mengembalikan semuanya pada Alloh.

Sabar, karena segala musibah yang menimpa kita adalah ujian dariNya. Namun kita pun harus yakin, Alloh SWT yang akan mengembalikan kita kepada kebaikan nantinya.

Tapi sabar tidak selalu dalam kejadian kita mengalami musibah. Didalam kenikmatan pun kita harus bersabar. Karena banyak orang yang berlebih-lebihan menghambur-hamburkan harta di jalan maksiat. Itu karena mereka tak bisa sabar mengelola nikmatNya. Sehingga mudah tergoda oleh rayuan syaitan untuk melakukan kenistaan. Na’udzubillah min dzalik.

  1. Ikhtiar, berusaha mencari celah yang berbeda.

Orang tak bisa menyalahkan nasibnya pada Alloh SWT. Karena pada prinsipnya semua orang sama dalam segala hal. Orang kaya tak bisa disebut kaya tanpa adanya orang miskin. Orang miskin pun begitu. Dia disebut miskin karena hidup diantara orang kaya.

Tapi itu tak boleh menjadikan kita berkecil hati. Orang miskin pun berhak kaya. Tentunya dengan jalan yang diridloiNya. Dia tak boleh berpangku tangan dengan nasibnya. ‘Nrimo ing pandum’, menerima bagiannya. Bagian yang seperti apa dulu. Bila ia mau berusaha lebih dan optimis tentu akan menerima bagian yang lebih.

Jika menjadi seorang pegawai kecil tak bisa menghasilkan uang yang lebih. Dia bisa saja mencari alternative ikhtiar lainnya. Entah itu dengan membuka warung kecil-kecilan di depan rumah. Atau bisa juga mencari tambahan-tambahan lain yang halal di luar pekerjaannya. Itu baru dinamakan ikhtiar yang benar.

  1. Tawakal setelah berikhtiar.

Iktiar sudah kita lakukan. Sekarang tinggal kita bertawakal, serahkan semua hasil padaNya. Karena Alloh SWT adalah Maha Pemberi Rizky. Maha Penyelesai Masalah kita. Dimana setelah kita berusaha dengan sebaik mungkin menyelesaikan urusan kita, masalah kita. Sekarang tinggal Alloh SWT yang nantinya mengatur hasilnya.

Tawakal bisa saja diartikan dengan iktiar yang kontinyu. Terus menerus menuju peningkatan. Sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dengan kepasrahan tanpa berharap lebih, insyaalloh akan menghasilkan sesuatu yang manis.

  1. Memperkuat Iman kita.

Tak ada yang bisa merubah nasib kita kecuali kita sendiri yang mau merubahnya. Alloh SWT adalah pemilik tunggal seluruh alam semesta ini. PadaNya kita berserah diri, memohon rahmat dan ampunanNya. Kita beriman padaNya itu adalah suatu kewajiban. Dengan selalu memperkuat mutu keimanan kita padaNya, Insya Alloh kita dijauhkan dari segala marabahaya yang mengancam kehidupan kita. Dengan selalu taat dan patuh padaNya niscaya Alloh SWT akan memberikan yang terbaik untuk kita semua.

  1. Memperbanyak amal shalih dan ibadah.

Jika kita menginginkan sesuatu tentu kita harus rela memberikan sesuatu. Tak ada yang kita dapatkan tanpa pengorbanan yang kita lakukan.

Di jaman yang serba sulit ini satu hal yang teramat berat kita lakukan adalah bersedekah. Padahal sedekah adalah anjuran dariNya. Barangsiapa menolong kesulitan saudaranya, Alloh SWT pasti menolong kesulitannya. Karena itu beramal baik harus selalu kita upayakan. Walaupun hanya sebentuk senyum manis untuk saudara kita. Itulah tanda hablumminnas kita.

Kemudian untuk hablumminalloh kita adalah kita selalu menjalankan perintah-perintahnya. Baik itu sholat wajib ataupun sholat sunah. Shaum kita, baik yang wajib ataupun yang sunah pun harus kita lakukan. Insya Alloh, kita dijauhkan dari kesusahan hidup.

  1. Berdo’a.

Termasuk orang yang sombong, orang yang tak mau berdo’a kepadaNya. Untuk itu kekuatan do’a harus selalu kita perkuat dengan keyakinan kita. Sesuai janjiNya, berdo’alah kepadaKu pasti kuijabahkan. Dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan apapun, lantunkan selalu do’a-do’a yang baik kepadaNya.

Kita tak boleh dalam marah kita, kita menyumpahi dengan do’a-do’a yang buruk. Do’akanlah saudara-saudara kita yang telah mendzalimi kita dengan do’a yang baik. Jangan pernah kita mendo’akan mereka dengan suatu keburukan.

Do’a yang buruk bisa saja terjadi kepada yang dido’akan. Namun bila tertolak akan kembali kepada yang berdo’a itu sendiri. Na’udzubillah min dzalik.

Allohumma inni as aluka ‘afwa wal ‘afiata fiddunya wal akhirati.

Yaa Alloh, aku memohon kepadaMu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Akhirnya, semoga Alloh menyelamatkan kita dari kenistaan dan keburukan nasib kita. Dan terus memberikan petunjuk hidup kepada jalanNya yang lurus. Amien.

Wallohu a’lam bishowab.

Tidak ada komentar: