Selasa, 03 Februari 2009

UNTUK ORANG ORANG YANG LUPA

Assalamu’alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh

Wahai orang-orang yang terpejam matanya,

Perkenankanlah kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah suratcinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malamyang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami padakeagungan dan rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimubersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia.Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malam kamiberhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap,

Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu takmampu melihat energi cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyisenyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta.Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,menikmatitidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dangulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikianhangatnya. Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu !! Yang setiap malam terpejammatanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena olehsuasananya yang begitu menggoda. Kami tidak seperti dirimu !! Kamiadalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar SangInsan Kamil, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di surga ituada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnyaterlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan sholatpada saat manusia terlelap dalam tidur malam.” Sudahkah kau dengartadi ? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orangyang mendirikan sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutupmata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,

Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku Abu Hurairah,Periwayat Hadist. Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yangtak terperi. Penghujung malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapitahukah kau ? Kenikmatan itu tidak serta merta kukecap sendiri.Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satuuntukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayanyang aku kasihi. Jika salah satu dari kami selesai mendirikansholat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk menikmatibagiannya. Subhanallah, tak tergerakkah dirimu ? Pedulikah kau padakeluargamu ? Adakah kebaikan yang kau inginkan dari mereka ? Sekedar untuk membangunkan orang-orang yang paling dekat denganmu,keluargamu ?
Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorangulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari diriku, katanya, ” Nuruddinitu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa dan berjihad denganakidah yang benar.” Kemenangan demi kemenangan aku raih bersamapasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuahperbincangan seru. Kata mereka, ” Nuruddin Mahmud Zanki menang bukankarena pasukannya yang banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyairahasia bersama Tuhan”. Aku tersenyum, mereka memang benar.Kemenangan yang kuraih adalah karena do’a dan sholat-sholat malamkuyang penuh kekhusyu’an.
Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku ? DialahIstriku tercinta, Khotun binti Atabik. Dia adalah istri shalehah dimataku, terlebih di mata Alloh. Malam-malam kami adalah malam penuhkemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan dan desahan anginseakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami jatuhberderai dalam sujud kami yang panjang.

Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahanjiwaku itu tampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yangmembuatnya resah. Ya Alloh, ternyata dia tertidur, tidak bangun padamalam itu, sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah.Astaghfirulloh, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segerasetelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku dengan mengangkatseorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itu kuperintahkan untukmenabuh genderang agar kami terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai,

Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqso, rumah Allahyang diberkati. Akulah pengukir tinta emas itu, seorang PanglimaPerang, Sholahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang hidup di zamankumengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalu menjagasholat berjama’ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Alqur’anyang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang palingkutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku.Sedangkan siang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terlena,

Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel ? Akulahorang dibalik penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangatlihai dalam memimpin bala tentaraku. Namun tahukah kau bahwa seharisebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukankuuntuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba, kamilaksanakan sholat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan-Nya. Jika Alloh memberikan kematian kepada kami pada siang haridisaat kami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar.Biarlah siang hari kami berada di ujung kematian, namun sebelum itu,di ujung malamnya Alloh temukan kami berada dalam kehidupan.Kehidupan dengan menghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,

Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan ? Merekasangat merindukan air yang keluar dari celah-celah awan. Sebab terikmatahari terasa sangat menyengat, padang pasir pun semakin keringdan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan SholatIstisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Adawajah-wajah besar yang turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atho’As-Sulami, Tsabit Al-Bunani. Sholat dimulai, dua rakaat pun usai.Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh berkah.
Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak adatanda-tanda hujan akan turun. Mendung tak datang, langit membisu,tetap cerah dan biru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu tertahan di langit ?Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini ?
Sholat demi sholat Istisqo didirikan, namun hujan tak kunjungdatang. Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunaniterjaga di sebuah masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorangpelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian usang, datangke masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk sholatIstisqo sendirian, dua orang terpandang itu mengamati gerak gerikku.

Setelah sholat, dengan penuh kekhusyu’an kutengadahkan tanganku kelangit, seraya berdo’a :
“Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datangkepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangisedikitpun kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Musudah habis ? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang ?Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadakuagar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya.”
Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang bergemuruhdengan cepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuhmendengar do’a seorang pelayan ini. Do’aku dikabulkan oleh Tuhan,hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudahlama merindukannya.

Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terheran-heran dan kaupasti juga heran bukan ? Aku, seorang budak miskin harta, yang hitampekat, mungkin lebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanyamanusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa karena doaku yangmakbul dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrubpada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,

Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam Nawawi.Suatu hari muridku menanyakan kepadaku, bagaimana aku bisamenciptakan berbagai karya yang banyak ? Kapan aku beristirahat,bagaimana aku mengatur tidurku ? Lalu kujelaskan padanya, “Jika akumengantuk, maka aku hentikan sholatku dan aku bersandar pada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, akulanjutkan ibadahku.”
Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkauoleh akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya, dansekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.

Wahai orang-orang yang tergoda,

Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidurpulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk lehermu !! Dia lalumenepuk setiap ikatan itu sambil berkata, “Hai manusia, Engkau masihpunya malam panjang, karena itu tidurlah !!”.
Hei, Sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipumuslihatnya ! Syetan itu berbohong kepadamu. Maka bangunlah,bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlahnama Alloh, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian,berwudhulah, maka akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir,sholatlah, sholat seperti kami, maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap,

Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan ? Masihkah ?Adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya 2rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Alloh turun ke langit bumi pada1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa Diaberkata, “Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Kuakan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapayang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkatademikian, hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia,

Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada artinya.Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagikami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kauterlelap ? Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya ? Makaikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau akan temukancahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih inginterlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk,bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balikselimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguhtak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Alloh mempertemukan kita di sana, di surga-Nya, mendapatidirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihatdari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. wallahu’alam…

Wassalamu’alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh,

Tidak ada komentar: